Green Building kah Kau... Paradigma?

Green Building  kah Kau…Paradigma?

Architecture is a visual art, and the buildings speak for themselves.-Julia Morgan 
Kantor Paradigma, surganya Instagramable! Teks dan Foto : @gilangtyas
    Kantor Golkar atau Paradigma yang banyak dikenal oleh instagramble dan netizen diluar sana. Bangunan depan dilapisi besi dengan daun pepohonan yang menjuntai dan padang rumput hijau terbentang cukup luas memberi efek nyaman. 
       Green building  atau bangunan hijau disini bukanlah bangunan yang berwarna hijau melainkan upaya untuk menghasilkan bangunan dengan menggunakan proses-proses yang ramah lingkungan, penggunaan sumber daya secara efesien mulai dari proses perencanaan, pembangunan, operasional, pemeliharaan, renovasi bahkan sampai pembongkaran. Lebih jelasnya dan yang ga bikin pusing bangunan ini bangunan yang menyesuaikan alam dengan baik dari segi material  desain maupun yang terpenting budget! Yaa tidak lain adalah uang.
       "Tapi kok bangunan green building budget nya lebih mahal dibanding bangunan yang didesain biasa?." Banyak pertanyaan seperti ini yang bermunculan dimasyarakat umum tentu juga dengan saya sebelum kuliah arsitektur. Tapi jika dilihat bangunan ini nyatanya jauh lebih murah dibanding dengan bangunan biasanya. Untuk modal awal yang besar dalam jangka waktu yang lama misalnya desain daur ulang air hujan, material yang digunakan cukup banyak jadi ongkos harga lebih mahal tapi jika kita lihat dari segi waktu air hujan dapat didaur ulang akan lebih murah ketimbang kita harus mengeluarkan ongkos listrik ataupun air pam. Indonesia memiliki 2 musim yaitu musim panas dan hujan, tentu ini menguntungkan! Jadi modal dulu baru hidup enak! hehehe.

KANTOR GOLKAR atau PARADIGMA DI PUSAT KOTA

      Kantor Golkar atau Paradigma ini berlokasi di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat. Letaknya tidak jauh dari stasiun Cikini. Gedung kantor pemerintahan partai yang berpusat diperkotaan tak selamanya menjadi bangunan yang bersifat formal dan dihindari, nyatanya bangunan ini menarik peminat masyarakat dan netizen yang haus akan tempat nongkrong yang siap untuk dipajang di akun sosial media.

     Bangunan yang awal mulanya hanya sebuah gedung untuk mewadahi kebutuhan aktivitas perkantoran yang teridiri dari tiga lantai itu, kini disulap menjadi bangunan yang dapat diakses oleh masyarakat umum!. Khususnya di area lantai 1 dengan fasilitas umum seperti, cafe, area komersil, amphiteater, perpustakaan, lapangan umum, kebun urban farming dan masjid. Kabar baik bagi penganut sosial media sebagai salah satu tempat yang diburu untuk feed di instagram!

REVOLUSI LATAR BELAKANG PARADIGMA

      Bangunan yang di desain ulang oleh arsitek muda yaitu Delution Architect, berhasil menyulap bangunan tua dan terkesan tertutup berubah menjadi bangunan yang ramah dan menarik. Dikutip dari blog resminya http://delution.co.id , sang arsitek mengusung tema utama yaitu "Revolusi", dimana bukan hanya membentuk bangunan baru sebagi benda mati, namun juga banyak me-revolusi prilaku serta mental si pengguna yaitu anggota partai itu sendiri. Nah terus apa wujud dari revolusi itu sendiri?...Terdapat 4 point utama pada konsep revolusi ini, yaitu Open and Transparency, Green Reviving, Collaborative Community Hub, dan Raising The Nationalism.
   Dari keempat point tersebut yang menggelitik keingin tahuan saya adalah tentang Green Reviving. Menurut sang arsitek Green Reviving pada desainnya yakni solusi membungkus bangunan lama dengan tanaman untuk menghasilkan satu wajah serta iklim arsitektur yang lebih baik dan modern. 

     Kesan "Hidup Kembali" dari bangunan ini memang terasa. Belum lama ini saya datang kesana untuk melihat dan merasakan langsung bagaimana suasana di sana. Satu kalimat yang terlintas bagi saya mahasiswa arsitektur, "green building kah?..." yap...Bangunan itu terkesan seperti bangunan yang didesain bergaya arsitektur hijau dengan padang rumput luas terbentang menyambut kedatangan saya di sana, yang membuat terkejut itu adalah ilusi belaka. Padang rumput yang membentang luas tersebut bukanlah rumput asli! melainkan rumput sintesis yang menyerupai rumput asli. "lalu apakah ini menyerap air" kalimat kedua ini muncul dibenak. Pada dasarnya prinsip green building adalah bangunan yang tanggap dengan lingkungan sekitar. 
      Rasa penasaran yang tinggi dan seperti kebiasaannya mahasiswa arsitektur selalu menyentuh dan meraba-raba material arsitektur! (jangan ditiru!ini cuma gue aja:'D). Saya akhirnya mencoba memeriksa keadaan di bawah rumput, pada bagian dasar rumput tidak ada hewan yang hidup disana sebagai tokoh utama suburnya sebuah tanah.
      Tidak cukup puas dengan hal itu, saya mencoba mencari tahu tentang rumput sintesis digoogle. Rumput sintesis menjadi salah satu material yang mulai digemari saat ini, karena pemasangan yang mudah dan hemat waktu dibandingkan harus menunggu rumput asli tumbuh hijau. Selain itu perawatan yang mudah menjadi salah satu nilai tambah. 
     Jenis-jenis rumput sintesis ada rumput sintesis golf, rumput sintesis Jepang, dan rumput sintesis Swiss. Dari ketiga jenis tersebut bahan pembuat rumput bukanlah yang menyerap air. Lalu apa benar kantor ini menggunakan kaidah green building pada desainnya?.
       
     Jika dilihat bangunan ini, hampir semua sisi dinding bangunan dibuat terbuka di area cafe lantai satu. Memasuki kedalam ruangan cafe sudah dipenuhi pengunjung, ruangan dibuat terbuka tidak ada batas dinding menyekat hanya teknik kenaikan level lantai sekitar 5-10 cm sebagai pembatas ruangan. Suasananya sedikit pengap, walau ruangan dibuat terbuka dan terdapat banyak tanaman nyatanya itu belum juga berpengaruh karena kondisi Jakarta yang panasnya rata-rata memiliki suhu 28-29° C dengan ditambah penggunjung yang banyak. 
    Masih dalam kondisi memproses visual objek dari mata lalu diterima oleh otak untuk menyimpulkan hasil penglihatan, salah satu pelayan menegur saya menanyakan apa yang bisa dia bantu yang sepertinya melihat saya kebingungan. 
       "Mau pesen minum mas" ucap saya saat itu. "pesannya di depan sana Mbak" ucapnya sambil menunjuk kearah depan counter. "oh...ok makasih" ucap saya langsung meluncur kedepan. Sampainya di counter ternyata saat itu tidak bisa pesan karena sistem pemesanannya sedang error! Astaga! selamat! uang dikantong aman! (lol). Setelah itu saya memutuskan untuk keluar cafe.
     Dari kunjungan saya kesana, tempatnya terasa nyama terlebih suasana yang terbuka di tengah kota yang sibuk berhasil membuat saya berlama-lama di sana. Terlebih lagi di area luar dengan kondisi angin berhembus. Seperti tujuan arsitek dan owner mereka ingin membuat suasan mikro pada lahan sejuk dan dingin dengan memberi tanaman dan mendesain layout terbuka. Walau masih sangat disayangkan area dalam cafe masih terasa panas.
     Tapi overall tempat ini sangat worth it, apalagi dengan fungsi utamanya sebagai kantor pemerintah yang terkesan privat. Desain bangunan ini juga, berperan penting dalam menyehatkan kondisi perkotaann yang sibuk dengan desain ruang terbukannya. Desain ini menjadi angin baru bagi arsitek bahwa tidak selamanya kantor pemerintahan itu tertutup.

Komentar

Postingan Populer