[Review Buku] Tentang Kamu



[ REVIEW BUKU ] TENTANG KAMU


Penulis                         : Tere Liye
Editor                           : Triana Rahmawati
Desainer Sampul        : Resoluzy
Penerbit                       : Republika
Jumlah halaman         : ii-524 hlm

“ Terimakasih. Nasihat lama itu benar sekali, aku tidak akan menangis karena sesuatu telah berakhir, tapi aku akan tersenyum karena sesuatu itu pernah terjadi.”  
Setelah sebulan lebih mengumpulkan niat untuk menulis, sekarang balik lagi untuk membahas buku Tentang Kamu. Sebenarnya sering banget lihat buku ini di toko buku tapi selalu gue lewatin. “Tentang Kamu” judulnya aja sudah buat gue berpikir ini buku bakalan bergendre romance yang sedang gue hindarin beberapa bulan ini. Tapi sudah engga bisa diraguin lagi karya-karya penulis Tere Liye yang berhasil membuat pembacanya terkagum-kagum. Buku ini sekarang menjadi salah satu buku favorit gue.
Tentang Kamu buku novel biografi ini berkisah tentang seorang bernama Sri Ningsih, kisah perjalanan hidupnya dari kecil hingga tutup usia. Semua kisahnya yang ditulis lembar demi lembar ini penuh kejutan. Gue bahkan selalu bertanya bagaimana seorang Tere Liye ini bisa menulis kisah yang luar biasa.
Di dalam buku ini gue seperti diajak berpetualang oleh salah satu karakter Zaman Zulkarnaen (pengacara dari Thompson and Co) yang sedang menelusuri jejak kehidupan Sri Ningsih wanita sederhana, tangguh dengan segala pemikirannya yang brilliant. Buku ini sangat menyentuh dan buat gue nangis! huftt… lemahnya hati gue ini. Selain itu banyak latar tempat yang menjadi setting cerita tersebut juga nyata, ini salah satu yang menarik dari membaca buku adalah kita jadi banyak tahu nama tempat di dunia.

Zaman Zulkarnaen : Seorang pengacara muda di firma hukum Thomson and Co, firma hukum ini berbeda dengan firma hukum lainnya, mereka berdiri atas prinsip-prinsip, tidak seperti kebanyakan firma hukum lainnya yang memburu harta warisan atau disebut dengan heir hunters. Heir Hunters akan mencari pewaris siapa pun yang boleh jadi keturunan atau kerabat jauh, dengan meminta bagian 20%, 40%, atau pada kasus tertentu mereka akan mendapatkan bagian lebih besar dibanding hak warisnya. Wah gue langsung kepikiran untuk buat surat wasiat mulai sekarang :D. 
            Di sini Zaman ditugaskan untuk memegang kasus, seorang wanita tua berumur 70 tahun yang belasan tahun tinggal di panti jompo dengan memegang surat kepemilikan saham senilai 1% diperusahan besar. Dari sini kita mulai diajak berpetualang oleh karakter Zaman, dimulai dari buku harian yang ditemukan di panti jompo.
“  JUZ PERTAMA, Tentang Kesabaran 1946 – 1960
Terimakasih banyak atas pelajaran tentang kesabaran. Bapak, aku akhirnya memahaminya. Apakah sabar memiliki batasan? Aku tahu jawabannya sekarang. Ketika kebencian, dendam kusumat sebesar apapun akan luruh oleh rasa sabar. Gunung-gunung akan rata, lautan akan kering, tidak ada yang mampu mengalahkan rasa sabar. Selemah apapun fisik seseorang, semiskin apapun dia, sekali dihatinya memiliki rasa sabar, dunia tak bisa menyakitinya…” hlm 48.
JUZ KEDUA, Tentang Persahabatan 1961 – 1966
Apa arti persahabatan? Apa pula arti pengkhianatan? Apakah sahabat baik akan mengkhianati sahabat sejatinya? Bapak, Ibu, ternyata Sri bukan sahabat yang baik. Sri telah mengkhianati teman terbaik. Sri hanya memilih, sahabat sejati atau kebenaran… Bertahun-tahun kejadian tersebut telah berlalu, tapi Sri tetap tak bisa mengusir rasa bersalah. Di sini, diperkampungan santri dekat pabrik gula, dengan loji, kereta lori, cerobong raksasa menjadi saksi, betapa keserakahan bisa mengubah orang lain lebih dari binatang buas…” hlm 141 – 142.
JUZ KETIGA, Tentang Keteguhan Hati 1967 – 1979
Saat kita melakukan yang terbaik dan tetap gagal, apa lagi yang harus kita lakukan? Berapa kali kita harus mencoba hingga tahu bahwa kita telah tiba pada batas akhirnya? 2x, 5x, 10x, atau berpuluh-puluh kali hingga kita tak dapat menghitungnya lagi? Berapa kali kita harus menerima kenyataan, untuk tahu bahwa kita memang tidak berbakat, sesuatu itu bukan jalan hidup kita, lantas melangkah mundur? Aku sekarang tahu jawabannya…”  hlm 209 - 210.
JUZ KEEMPAT, Tentang Cinta 1980 – 1999
Kota London, ibu kota Inggris, Eropa, dan dunia. Tempat berbagai suku bangsa, agama, ras, dan bahasa berkumpul. Tempat berbagai kesempatan, pertemuan, pun perpisahan terjadi. Juga tempat jatuh cinta yang indah dan abadi. Sambil menatap langit mendung, gerimis menyiram jalan kota yang ramai. Atau kabut yang membawa rintik air menerpa wajah, sambil berpegangan tangan di taman-taman kota yang hijau. Terima kasih untuk kesempatan mengenalmu, itu adalah salah satu anugrah terbesar dalam hidupku…” hlm 286.
JUZ KELIMA, Tentang memeluk rasa sakit 2000
Ibu, Bapak, bagaimana agar kita berdamai dengan begitu banyak kejadian yang menyakitkan?  Bagaimana jika semua hal menyesakkan itu ibarat hujan deras di tengah lapangan, kita harus melewati lapangan menuju tempat terteduh di seberang, dan setiap tetes air hujan laksana setiap hal menyakitkan dalam hidupku?...” hlm 457.
            Mulai dari sini potongan-potongan kehidupan Sri mulai tersusun seperti sebuah puzzle. Zaman mulai menelusuri potongan kehidupan Sri, ternyata tidak mudah yang dibayangkan. Hanya sedikit data yang mengenai Sri Ningsih, belum lagi hanya hitungan hari waktu yang dimiliki Zaman untuk menyelesaikan kasusnya. 
Ada beberapa point yang menurut gue sangat bagus yaitu tentang Sri Ningsih yang gemar membaca dan belajar,  ketika Sri belajar tentang hukum-hukum saat masih tinggal di panti jompo. Di saat yang lain menghabiskan waktunya mengobrol dan menonton televisi, Sri tebenam dalam buku-bukunya. Selain itu disetiap Juz pada diarynya, seperti pada Juz pertama mengajarkan tentang kesabaran memiliki banyak kekuatan. Gue bahkan sampai saat ini masih bertanya-tanya apakah kesabaran ada batasnya?.
Didalam buku ini juga banyak kalimat-kalimat yang bagus yaitu, “saat kita sudah melakukan yang terbaik dan tetap gagal, apa lagi yang harus kita lakukan?” hlm 209. “ banyak momen berharga dalam hidup datang dari hal-hal kecil yang luput kita perhatikan, karena kita terlalu sibuk mengurus sebaliknya”. Hlm 257.
Selain itu buku ini juga menyinggung sedikit tentang kehidupan modern yang individualis, saat ini kita mengandalkan teknologi untuk menyapa. Keluarga-keluarga terpisah secara fisik dan emosional dan bertemu hanya di hari penting pernikahan dan pemakaman. Alamat fisik tidak lagi penting digantikan no HP, email, akun sosial media dan sebagainya. Pada akhirnya menghancurkan ikatan keluarga lebih masif dari pada peperangan. Kita bahkan sudah tidak tahu lagi dari mana garis keturunan kita (selain kita memang keturunan nabi adam).
Dan yaaa buku ini sangat bagus… sampai saat ini gue selalu bertanya apakah ada seorang seperti Sri Ningsih ya? Sederhana namun tetap dengan pendirian dan mentalnya yang kuat! Keren… setelah selesai baca ini gue mulai tahu kenapa buku ini berjudul Tentang Kamu dan juga cover bukunya sangat menggambarkan isi buku ini. highly recommended!!  oh yaa Enjoy your life guys!!!  





Komentar

Postingan Populer